Pages

Thursday 31 January 2013

: : Surah al-Lahab : :

Surah al-Lahab
Oleh: Prof. Dr Hamka




Asbabun Nuzul (Sebab turun Ayat) 

Abu Lahab adalah bapa saudara dari Nabi s.a.w. sendiri, iaitu dari ayah beliau. Nama sebenarnya adalah Abdul 'Uzza bin Abdul Muthalib. Sebagaimana yang kita tahu, 'Uzza adalah salah sebuah nama berhala yang dipuja oleh orang Quraisy.  

Nama isterinya ialah Arwa, saudara perempuan dari Abu Sufyan Sakhar bin Harb. Dia dipanggil Abu Lahab, yang dapat diartikan ke dalam bahasa kita sebagai "Pak Menyala"; karena mukanya itu bagus, terang bersinar dan tampan. Gelaran itu sudah dikenali oleh orang ramai.

Dalam kekeluargaan sebelum zaman Islam, hubungan Nabi Muhammad s.a.w. sebelum menjadi Rasul amat baik dengan bapa saudaranya ini, sebagaimana dengan bapa saudaranya yang lain.

Tersebutlah di dalam sebuah riwayat bahwa sewaktu Nabi Muhammad s.a.w. lahir ke dunia, Abu Lahab menyatakan kegembiraannya, karena kelahiran Muhammad dipandangnya sebagai ganti adiknya yang telah meninggal dunia sewaktu muda, iaitu Abdullah, bapa Nabi Muhamad saw.

Sampai Abu Lahab mengirimkan seorang jariahnya yang muda, bernama Tsuaibah untuk menyusukan Nabi sebelum datang Halimatus-Sa'diyah dari desa Bani Sa'ad.

Salah seorang puteri Rasulullah s.a.w. berkawin dengan anak laki-laki Abu Lahab. Tetapi setelah Rasulullah s.a.w. menyatakan da'wahnya menjadi Utusan Allah, mulailah Abu Lahab menunjukkan tantangannya yang amat keras, sehingga melebihi dari yang lain. Bahkan melebihi dari sikap Abu Jahal sendiri.

Anak-anaknya ada yang masuk Islam seketika dia hidup dan sesudah dia mati. Tetapi seorang di antara anaknya itu bernama Utaibah adalah menantu Nabi, kawin dengan Ruqaiyah. Karena disuruh oleh ayahnya menceraikan isterinya, maka puteri Nabi itu diceraikannya.

Nabi mengawinkan anaknya itu kemudiannya dengan Usman bin Affan. Nabi mengatakan bahwa bekas menantunya itu akan binasa dimakan "anjing hutan".

Maka dalam perjalanan membawa perniagaan ayahnya ke negeri Syam, di sebuah tempat bermalam dalam perjalanan dia diterkam oleh singa hingga mati. 

Sewaktu turun ayat yang tersebut di dalam Surat ke-26, surah asy-Syu'ara', ayat ke- 214:

"Dan beri peringatanlah kepada kaum kerabatmu yang terdekat,"


Maka, keluarlah Nabi s.a.w. dari rumahnya menuju ke bukit Shafa. Dia berdiri dan mulai menyeru: "Ya Shabahah!" (Berkumpullah pagi-pagi!). 

Orang-orang yang mendengar lalu bertanya, siapa yang menyeru ini. Ada yang menjawab: "Muhammad rupanya." Lalu orang ramai  pun berkumpul.

Maka mulailah beliau mengeluarkan ucapannya: "Hai Bani Fulan, Hai Bani Fulan, Hai Bani Fulan, Hai Bani Abdi Manaf, Hai Bani Abdul Muthalib!" Semua Bani yang dipanggilnya itu pun datanglah berkumpul.

Lalu beliau berkata: "Kalaulah aku katakan kepada kamu semua bahwa musuh dengan kuda peperangannya telah keluar dari balik bukit ini, apakah kamu akan percaya?"

Semua menjawab: "Kami belum pernah melihat engkau berdusta." Maka beliau teruskanlah perkataannya: "Sekarang aku beri peringatan kepadamu semuanya, bahwasanya di hadapan saya azab Tuhan yang besar sedang mengancam kamu."

Tiba-tiba sedang orang lain terdiam mempertimbangkan perkataannya yang terakhir itu bersoraklah Abu Lahab; "Adakah untuk mengatakan begitu engkau kumpulkan kami ke mari?" "Tubbanlaka!" Anak celaka!

Tidak berapa saat kemudian turunlah Surat ini, sebagai sambutan keinginan Abu Lahab agar Nabi Muhammad s.a.w., anaknya itu dapat kebinasaan;

1- Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan binasalah dia
2- Tidaklah memberi faedah kepadanya hartanya dan tidak apa yang diusahakannya
3- Akan masuklah dia ke dalam api yang bernyala-nyala.
4- Dan isterinya; pembawa kayu bakar.
5- Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Surah Al-lahab (1-5)

Sumber: Tafsir Al-Azhar

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...