Pages

Monday, 1 April 2013

: : Menuju Titian Sirat : :

Menuju Titian Sirat
oleh: Muhammad Ahmad al-‘Amari


Tatkala Allah Tabaraka wa ta'ala telah selesai menghitung amalan hamba, begitu pula masing-masing telah menerima hasilnya.

Maka manusia berbondong-bondong menuju Sirat untuk meniti diatasnya menuju syurga, dan di antara mereka ada yang sebelumnya telah pergi dulu ke neraka baru masuk ke syurga.

Pada saat itu, tidak ada jalan untuk boleh mencapai syurga melainkan harus melewati jambatan yang dibentangkan diatas gelegak panasnya api neraka, agar semua orang, baik kafir mahupun Muslim meniti di atasnya.

Dan tidak ada seorang pun di antara mereka, melainkan pasti mendatangi hal itu, Allah Ta'ala menegaskan akan hal itu dalam firmanNya:

"Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut".(QS Maryam: 71-72).

Singkat perjalanan Anak Adam pada saat itu, yaitu melalui beberapa kejadian diantaranya:

1.         Di tengah jalan menuju Sirat, mereka melewati telaganya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam lalu meminum airnya.

Hal itu sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliua berkata: 'Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Umatku datang ke telaga, dan aku memberi mereka satu persatu minum dari airnya, sebagaimana seseorang memberi minum untanya. 

Mereka bertanya padaku; 'Wahai Nabi Allah, apakah engkau pada waktu itu mengenali kami? Ia, jawabku. Kalian mempunyai tanda yang tidak dimiliki oleh umat lain, aku mengenali kalian, karena kalian datang dalam keadaan bercahaya bekas air wudhu'. 

Lalu aku lihat ada sekelompok orang yang diusir dari telagaku, maka aku katakan; 'Ya Allah, mereka para sahabatku'. Malaikat berkata padaku; 'Engkau tidak tahu apa yang mereka ada-adakan setelah kamu meninggal".[1]

Dalam hadits yang lain di katakan, dari Abu Hurairah, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya telagaku, lebarnya sepanjang Ailah sampai ke 'Adn. Airnya lebih putih dari salju, rasanya lebih manis dari madu dan susu, (adapun) bejananya lebih banyak dari bintang-bintang di langit. Dan aku memberi minum manusia sebagaimana seseorang memberi minum untanya dari telaganya.

Para Sahabat bertanya; 'Wahai Rasulallah, Apakah pada saat itu engkau mengenali kami? Beliau bersabda: 'Ia, kalian pada waktu itu mempunyai tanda yang tidak dimiliki oleh umat yang lain, kalian mendatangiku dalam keadaan bercahaya, bekas air wuduk".[2] 

2.         Dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mendahului umatnya, menuju telaga tatkala usai penghisaban, untuk boleh menyambut mereka di sana.

Hal itu, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhu, ia berkata: 'Bahwa Nabi Shalallahu 'alahi wa sallam pernah bersabda:

"Sesungguhnya aku nanti akan mendahului kalian menuju telaga, maka barangsiapa yang melewati telagaku maka ia minum darinya, dan siapa yang minum darinya maka ia tidak akan merasa haus selama-lamanya. Sungguh akan datang sekelompok kaum kepadaku, yang aku mengetahui mereka sedangkan merekapun mengenaliku, akan tetapi ada yang menghalangiku dan mereka".[3]

Dalam riwayat lain, yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dari Abdullah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Aku akan mendahului kalian menuju telaga. Sungguh akan datang sekelompok orang diantara kalian, sampai kiranya aku telah bersiap-siap untuk menyambutnya, namun mereka diusir (keluar dari telagaku). Maka aku katakan; 'Ya Allah, sahabatku'. Allah berfirman: 'Kamu tidak mengetahui apa yang mereka lakukan setelahmu".[4]

3.         Apa yang dilakukan sewaktu sampai di jambatan Ash-Sirat

Selanjutnya, ketika mereka telah sampai di jambatan, maka Allah membagi cahaya bagi masing-masing orang, untuk menerangi jalan yang akan dilewatinya. Hal itu, seperti yang dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala di dalam firmanNya:

"(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (Dikatakan kepada meraka): "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar". 

Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. 

Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada seksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran Kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah, dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu".  (QS al-Hadiid: 12-14).

Dalam sebuah hadits, hal itu juga diterangkan lebih terang lagi. Sebagaimana riwayat yang dikeluarkan oleh ath-Thabarani dan Hakim, dari Sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Lalu selanjutnya, mereka diberi cahaya selaras dengan amal soleh yang pernah dikerjakannya. Di antara mereka, ada yang diberi cahaya tak ubahnya seperti gunung besar, yang berada didepannya. Di antaranya juga ada yang diberi cahaya, namun lebih kecil dari yang pertama. 

Di antara mereka ada yang dikasih cahaya seperti pohon kurma di sebelah kanannya, ada pula yang dikasih lebih kecil dari pohon kurma. Sampai kiranya ada seseorang yang dikasih cahaya sebesar jari jempol kaki, yang terkadang terang dan redup, tatkala terang ia berjalan dan bila redup ia pun berdiri menunggu. 

Sedangkan Allah Azza wa jalla berada didepan mereka, melewati neraka sehingga menyisakan jejaknya, tajam bagaikan mata pedang dan sangat licin. Setelah itu Allah berkata; 'Lewatlah kalian'. Maka mereka semua melintasi sambil menggunakan cahayanya masing-masing.

Sehingga ada diantara mereka, yang melintasinya cepat bagaikan kedipan mata, ada yang secepat halilintar, ada pula yang bagaikan awan, ada lagi yang seperti meteor, diantara mereka juga ada yang melintasi seperti angin, ada pula yang cepat bagaikan kuda, ada yang seperti larinya orang. 

Sampai ketika tiba gilirannya orang yang dikasih cahaya sejempol tadi melintasi Sirat maka ia merangkak dengan wajah dan tangannya menyeret kakinya, dan terjuntai, sehingga kiri kanannya terbakar api.

Demikian seterusnya, hingga sampai ditepian, maka tatkala sampai ditepian ia berdiri membalikkan badan sambil berkata; 'Segala puji bagi Allah, yang telah menganugerahi hambaNya, yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun, ketika menyelamatkan diriku darinya".[5]

4.         Setelah pembagian cahaya selesai, baru mereka diizinkan untuk meniti jambatan tersebut.

Senada dengan itu adalah haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sirat dibentangkan dipunggung neraka Jahanam, maka aku dan umatku adalah orang pertama yang dibolehkan untuk menitinya. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mereka melainkan para Rasul, sedangkan do'anya para Rasul pada saat itu adalah; Ya Allah, selamatkan, selamatkan'. 

Sedangkan dari dalam Jahanam api menyambar-yambar seperti duri Sa'dan, yang merenggut manusia sesuai dengan amalannya, maka di antara mereka ada tegar dengan amalannya dan ada pula yang lolos".[6]

5.         Diantara kaum muslimin yang melewati Sirat terbagi menjadi tiga, ada yang mulus, selamat, dan ada yang selamat namun gosong oleh api neraka.

Seperti yang dijelaskan dalam haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Kemudian titian dibentangkan diatas neraka Jahanam, lalu orang-orang beriman melewatinya, maka ada yang selamat tanpa cacat, namun ada yang terkoyak-koyak oleh api neraka, dan ada pula yang jatuh kedalam neraka Jahanam".[7]

Seorang penyair Arab mengatakan:

Dibentangkan titian di atas neraka Jahanam

Maka ada yang terpeleset jatuh, terkoyak api dan selamat tanpa cacat

Golongan pertama: Yaitu orang yang selamat tanpa cacat. Mereka adalah orang-orang yang tidak tersambar api neraka, tidak pula terkena lidah api dikarenakan amalnya yang cepat. 

Dijelaskan dari Abu Hurairah dan Hudzaifah radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Kelak pada hari kiamat, Allah akan mengumpulkan manusia dan mengutus amanah dan rahim yang akan berdiri disisi kiri dan kanan Sirat. Lalu melewati orang pertama dari kalian yang bagaikan buraq kemudian seperti angin, lalu bagaikan hujan dan mereka melesat sesuai dengan amalannya. 

Sedangkan Nabi kalian berdiri disamping Sirat sambil berdo'a; Ya Allah, selamatkan dirinya'. Sampai akhirnya amalan hamba tidak sanggup lagi membantunya. Kemudian didatangkan seseorang yang tidak mampu melewati melainkan sambil merangkak.

Beliau melanjutkan; 'Sedangkan di sisi kiri kanan Sirat ada lidah-lidah api yang tergantung yang siap diperintah untuk menyambar. Maka ada yang terkoyak-koyak namun selamat dan ada pula yang terjerumus kedalam neraka".[8]

Golongan kedua: Selamat namun terkoyak api, mereka adalah orang-orang yang tersambar api neraka dan terkoyak oleh lidah api dikarenakan lambatnya dia beramal ketika didunia.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda;

"Barangsiapa yang lambat amalannya maka nasabnya tidak boleh membantu dirinya".[9]

Dan sebagaimana telah di jelaskan oleh hadits terdahulu yang mengatakan: 'Kemudian didatangkan seseorang yang tidak mampu melewati melainkan sambil merangkak. Sedangkan di sisi kiri kanan Sirat ada lidah-lidah api yang tergantung, yang siap diperintah untuk menyambar. Maka ada yang terkoyak-koyak namun selamat".[10]

Dalam hadits lain dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Orang terakhir yang masuk syurga adalah seseorang yang terkadang boleh berjalan dan terkadang tergelincir, sehingga api terkadang menghanguskannya. 

Maka ketika dirinya mampu melintasinya, ia berpaling kebelakang seraya mengatakan; 'Semoga orang yang telah menyelamatkanku darimu diberkahi, sungguh Allah telah memberiku sesuatu yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari kalangan pertama maupun yang paling akhir".[11] 

Golongan ketiga: Orang yang terjerumus ke dalam neraka, mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai amalan yang dapat membantu dirinya, sehingga mereka tergelincir masuk kedalam neraka. Hal tersebut, sebagaimana yang diterangkan dalam hadits terdahulu, di mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda;

'Sedangkan di sisi kiri dan kanan Sirat ada lidah-lidah api yang tergantung, yang siap diperintah untuk menyambar. Maka ada yang terkoyak-koyak namun selamat tapi ada pula yang terperosok masuk ke dalam neraka".[12]

6.         Manakala Sirat telah mereka lewati, kemudian Allah membiarkan mereka berkumpul pada suatu tempat, yang berada di antara syurga dan neraka, yang bernama Qontharah, menunggu izin masuk syurga.

Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, yang menjelaskan akan hal terebut, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Ketika orang-orang beriman telah mampu melewati neraka, mereka tertahan di Qinthoroh, sebuah tempat antara syurga dan neraka. Mereka lalu diadili, akibat kezaliman yang pernah mereka lakukan ketika di dunia, sampai bersih dan suci, baru setelah itu mereka diizinkan masuk syurga.

Maka demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditanganNya, sungguh salah seorang di antara kalian lebih faham dengan rumahnya yang ada di syurga dari pada rumahnya sendiri ketika di dunia".[13]

7.         Namun ketika mereka telah mendapat izin masuk, mereka mendapati pintunya tertutup, lalu merekapun sibuk meminta kepada para Nabi syafa'at agar memohon kepada Allah agar dibuka pintu syurga.

Hal itu sebagaimana yang dikisahkan dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata; 'Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Kelak Allah akan mengumpulkan manusia, maka orang-orang beriman berdiri menunggu sehingga mereka berkumpul didekat syurga. Akhirnya mereka mendatangi Adam sembari mengatakan; 'Wahai bapak kami, mintakan kepada Allah agar pintu syurga dibuka untuk kami'. Beliau menjawab; 'Tidaklah kalian dikeluarkan dari syurga melainkan kesalahan bapakmu Adam, aku tidak pantas untuk itu, pergilah kalian kepada anakku Ibrahim, kekasih Allah 'alihi sallam'.

Rasulullah meneruskan; 'Maka Ibrahim mengatakan; 'Aku tidak pantas untuk itu, namun datanglah kepada Musa yang telah Allah ajak bicara langsung'. Lalu mereka mendatangi Musa, dan beliau mengatakan; 'Aku tidak layak untuk itu, tapi pergilah kalian kepada Isa, ia adalah kalimat dan ruhNya. Namun Isa juga mengatakan Aku tidak layak untuk itu, namun datanglah kalian kepada Muhammad, maka aku pun berdiri dan diizinkan untuk itu".[14]

8.         Pintu syurga pun dibuka, mereka terpukau melihat keindahannya.

Seperti yang dikisahkan dalam haditsnya Abu Sa'id al-Khudri yang terdahulu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

'Sampai ketika mereka telah bersih dan suci, lalu mereka diizinkan untuk masuk syurga. Maka demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditanganNya, sungguh salah seorang diantara kalian lebih paham dengan rumahnya yang ada disyurga dari pada rumahnya sendiri ketika didunia".[15]

9.         Setelah memasuki syurga, terdengar suara panggilan, mengabarkan pada mereka akan kehidupan yang tiada kematian setelahnya, sehat tanpa dihampiri penyakit, senantiasa muda tidak pernah tua, bergelimang dengan kenikmatan.

Hal itu tergambar jelas dalam firman Allah Azza wa jalla, seperti diantaranya:

"Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka".  (QS adh-Dukhaan: 56).

Dan firman Allah Ta'ala yang lainnya:

"Maka apakah kita tidak akan mati?. Melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan disiksa (di akhirat ini)?. Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang besar.  
(QS ash-Shaaffat: 58-60).

Dalam hadits disebutkan, dari Abu Sa'id al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"(Dan) terdengarlah seruan, kalian akan sehat tanpa sakit selama-lamanya, kalian akan hidup terus tanpa meninggal, kalian akan senantiasa muda tidak pernah tua, akan selalu mendapat nikmat tidak berputus asa selama-lamanya. Itulah firman Allah Ta'ala:

"Dan diserukan kepada mereka: "ltulah syurga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan."  (QS al-A'raaf: 43).[16]

Sumber: www.islamhouse.com 




[1] . HR Muslim no: 365. Dalam Bab: Istihbab Ithalatil Ghurah wat Tahjiil fiil Wudhu.
[2] . HR Muslim no: 364. Dalam Bab: Istihbab Ithalatil Ghurah wat Tahjiil fiil Wudhu.
[3] . HR Bukhari no: 6097. Dalam Bab: Man Ra'a anna Shahibal Haudh wal Qirbah Ahaqu bii Maaihi.
[4] . HR Bukhari no: 6527. Dalam Bab: Man Ra'a anna Shahibal Haudh wal Qirbah Ahaqu bii Maaihi.
[5] . HR ath-Thabarani dalam Mu'jam Kabir 8/306. al-Hakim dalam Mustadrak no: 8903, 20/164.
[6] . HR Bukhari no: 6885. Dalam Bab: ash-Sirat Jasru Jahanam.
[7] . HR Muslim no: 472. Dalam Bab: Ma'rifatu thariqir Ru'yah.
[8] . HR Muslim no: 288, Dalam Bab: Adna Ahlil Janah Manzilatan Fiiha.
[9] . HR Muslim no: 7028. Dalam Bab: Fadhlu Ijtima' ala Tilawatil Qur'an wa Dzikr.
[10] . HR Muslim no: 288, Dalam Bab: Adna Ahlil Janah Manzilatan Fiiha.
[11] . HR Muslim no: 481. Dalam Bab: Akhiru Ahli Naar Khurujan.
[12] . HR Muslim no: 288, Dalam Bab: Adna Ahlil Janah Manzilatan Fiiha.
[13] . HR Bukhari no: 2260. Dalam Bab: Qishashil Madhaalim.
[14] . HR Muslim no: 288. Dalam Bab: Adna Ahlil Janah Manzilatan Fiiha.
[15] . HR Bukhari no: 2260. Dalam Bab: Qishashil Madhaalim.
[16] . HR Muslim no: 7336. Dalam Bab: Fii Dawaami Ahlil Janah.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...