Pages

Friday, 20 September 2013

: : Nikah Mut’ah : :

Nikah Mut’ah[1]


Syeikh Syiah, iaitu Mohammed al-Aradi telah menyampaikan ceramah satu jam berkenaan kebaikan dan manfaat nikah Mut’ah, kesenangan persetubuhan tanpa perkahwinan, dan semua ganjaran yang wanita Syiah peroleh dari nikah Mut’ah. Namun, pada akhir ceramah tersebut, imam al-Aradi dihadapkan dengan satu pertanyaan yang sangat memalukan dari salah seorang muridnya.

Berikut merupakan isi kandungan ceramahnya (kata dusta) berkaitan nikah Mut’ah:


1.       Mut’ah mempunyai pahala yang besar dari Allah swt.

2.       Dengan setiap kata yang ia ucapkan kepada wanita yang ia nikahi secara Mut’ah, Allah menulis pahala untuk lelaki itu.

3.       Dan apabila ia menyentuhnya, ini adalah kebaikan yang lain.

4.       Dan jika mereka bersetubuh, Allah akan menghapus dosa-dosanya.

5.       Jika mereka mandi bersama, Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka sebanyak air yang akan mereka gunakan untuk mandi.

6.       Allah swt berkata: “Aku telah mengampuni wanita umat anda yang menikmati persetubuhan Mut’ah”.

7.       Imam kami berkata: “Lakukan Mut’ah, dan Allah akan berdoa kepada pasangan ini”.

8.       Setiap orang yang menikmati Mut’ah kemudian mandi dengan wanita itu, Allah akan menyediakan bagi mereka tujuh puluh ribu malaikat dari setiap tetes yang jatuh dari air kotor mereka, dan juga berdoa ampunan bagi mereka hingga hari kiamat.

9.       Mereka tujuh puluh ribu malaikat yang diciptakan Allah dari setiap tetes air juga akan mengutuk mereka yang tidak menikmati nikah Mut’ah.

Selanjutnya, pada akhir ceramah tersebut, pada sesi soal jawab, syeikh Syiah tersebut dihadapkan pertanyaan:

“Apakah anda dan imam-imam Syiah setuju untuk memberikan anak-anak perempuan untuk dinikahi Mut’ah? (Jika Mut’ah mempunyai ganjaran yang begitu banyak, mengapa melarang anak-anak perempuan sendiri melakukannya) ”

Syeikh Syiah itu kemudian menjawab:

“Ini seperti mengizinkan seorang asing datang dan meminta saya untuk memberi anak perempuan saya, dia akan menikah dalam satu jam, mengotori kesuciannya kemudian membuang dia, apakah anda fikir seseorang akan bersetuju”




Sumber:       1. YouTube
                   2. www.islam2u.net





[1] Nikah Mut’ah

Nikah Mut’ah ialah perkahwinan antara seorang lelaki dan wanita dengan mas kahwin tertentu untuk jangka waktu terbatas yang berakhir dengan habisnya masa tersebut, di mana suami tidak berkewajipan memberikan nafkah, dan tempat tinggal kepada isteri, serta tidak menimbulkan atau mewujudkan pewarisan antara keduanya.

Ada 6 perbezaan prinsip antara nikah Mut’ah dan nikah sunnah (syarie):

1.       Nikah Mut’ah dibatasi oleh waktu, nikah sunnah tidak dibatasi oleh waktu.

2.       Nikah Mut’ah berakhir dengan habisnya waktu yang ditentukan dalam akad atau fasakh, sedangkan nikah sunnah berakhir dengan talaq atau meninggal dunia.

3.       Nikah Mut’ah tidak berakibat saling mewarisi antara suami isteri, nikah sunnah menimbulkan pewarisan antara keduanya.

4.       Nikah Mut’ah tidak membatasi jumlah isteri, nikah sunnah dibatasi dengan jumlah isteri hingga maksimal 4 orang.

5.       Nikah Mut’ah dapat dilaksanakan tanpa wali dan saksi, nikah sunnah harus dilaksanakan dengan wali dan saksi.

6.       Nikah Mut’ah tidak mewajibkan suami memberikan nafkah kepada isteri, nikah sunnah mewajibkan suami memberikan nafkah kepada isteri.

Dalil Haramnya Nikah Mut’ah

“Dari Ali bin Abi Thalib ra. ia berkata kepada Ibnu Abbas ra bahawa Nabi Muhammad saw melarang nikah Mut’ah dan memakan daging keldai jinak pada waktu perang Khaibar” [Fathul Bari IX/71].

“Wahai, sekalian manusia. Sebelumnya aku telah mengizinkan kalian melakukan Mut’ah dengan wanita. Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah mengharamkannya hingga hari kiamat. Barang siapa yang mempunyai sesuatu pada mereka, maka biarkanlah! Jangan ambil sedikit pun dari apa yang telah diberikan”. [HR. Muslim]

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...