Oleh:
Prof. Dr Hamka
Asbabun Nuzul (Sebab turun Ayat)
Abu
Lahab adalah bapa saudara dari Nabi s.a.w. sendiri, iaitu dari ayah beliau.
Nama sebenarnya adalah Abdul 'Uzza bin Abdul Muthalib. Sebagaimana yang kita
tahu, 'Uzza adalah salah sebuah nama berhala yang dipuja oleh orang Quraisy.
Nama isterinya ialah
Arwa, saudara perempuan dari Abu Sufyan Sakhar bin Harb. Dia dipanggil Abu
Lahab, yang dapat diartikan ke dalam bahasa kita sebagai "Pak
Menyala"; karena mukanya itu bagus, terang bersinar dan tampan. Gelaran
itu sudah dikenali oleh orang ramai.
Dalam
kekeluargaan sebelum zaman Islam, hubungan Nabi Muhammad s.a.w. sebelum menjadi
Rasul amat baik dengan bapa saudaranya ini, sebagaimana dengan bapa saudaranya
yang lain.
Tersebutlah di dalam
sebuah riwayat bahwa sewaktu Nabi Muhammad s.a.w. lahir ke dunia, Abu Lahab
menyatakan kegembiraannya, karena kelahiran Muhammad dipandangnya sebagai ganti
adiknya yang telah meninggal dunia sewaktu muda, iaitu Abdullah, bapa Nabi
Muhamad saw.
Sampai Abu Lahab
mengirimkan seorang jariahnya yang muda, bernama Tsuaibah untuk menyusukan Nabi
sebelum datang Halimatus-Sa'diyah dari desa Bani Sa'ad.
Salah
seorang puteri Rasulullah s.a.w. berkawin dengan anak laki-laki Abu Lahab.
Tetapi setelah Rasulullah s.a.w. menyatakan da'wahnya menjadi Utusan Allah,
mulailah Abu Lahab menunjukkan tantangannya yang amat keras, sehingga melebihi
dari yang lain. Bahkan melebihi dari sikap Abu Jahal sendiri.
Anak-anaknya
ada yang masuk Islam seketika dia hidup dan sesudah dia mati. Tetapi seorang di
antara anaknya itu bernama Utaibah adalah menantu Nabi, kawin dengan Ruqaiyah.
Karena disuruh oleh ayahnya menceraikan isterinya, maka puteri Nabi itu
diceraikannya.
Nabi mengawinkan
anaknya itu kemudiannya dengan Usman bin Affan. Nabi mengatakan bahwa bekas
menantunya itu akan binasa dimakan "anjing hutan".
Maka dalam perjalanan
membawa perniagaan ayahnya ke negeri Syam, di sebuah tempat bermalam dalam
perjalanan dia diterkam oleh singa hingga mati.
Sewaktu
turun ayat yang tersebut di dalam Surat ke-26, surah asy-Syu'ara', ayat ke-
214:
"Dan
beri peringatanlah kepada kaum kerabatmu yang terdekat,"
Maka,
keluarlah Nabi s.a.w. dari rumahnya menuju ke bukit Shafa. Dia berdiri dan
mulai menyeru: "Ya Shabahah!" (Berkumpullah pagi-pagi!).
Orang-orang yang
mendengar lalu bertanya, siapa yang menyeru ini. Ada yang menjawab:
"Muhammad rupanya." Lalu orang ramai pun berkumpul.
Maka
mulailah beliau mengeluarkan ucapannya: "Hai Bani Fulan, Hai Bani Fulan,
Hai Bani Fulan, Hai Bani Abdi Manaf, Hai Bani Abdul Muthalib!" Semua Bani
yang dipanggilnya itu pun datanglah berkumpul.
Lalu beliau berkata:
"Kalaulah aku katakan kepada kamu semua bahwa musuh dengan kuda
peperangannya telah keluar dari balik bukit ini, apakah kamu akan
percaya?"
Semua
menjawab: "Kami belum pernah melihat engkau berdusta." Maka beliau
teruskanlah perkataannya: "Sekarang aku beri peringatan kepadamu semuanya,
bahwasanya di hadapan saya azab Tuhan yang besar sedang mengancam kamu."
Tiba-tiba
sedang orang lain terdiam mempertimbangkan perkataannya yang terakhir itu
bersoraklah Abu Lahab; "Adakah untuk mengatakan begitu engkau kumpulkan
kami ke mari?" "Tubbanlaka!" Anak celaka!
Tidak
berapa saat kemudian turunlah Surat ini, sebagai sambutan keinginan Abu Lahab
agar Nabi Muhammad s.a.w., anaknya itu dapat kebinasaan;
1-
Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan binasalah dia
2-
Tidaklah memberi faedah kepadanya hartanya dan tidak apa yang diusahakannya
3-
Akan masuklah dia ke dalam api yang bernyala-nyala.
4-
Dan isterinya; pembawa kayu bakar.
5-
Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Surah
Al-lahab (1-5)
Sumber:
Tafsir Al-Azhar
No comments:
Post a Comment